Sabtu, 01 November 2008

Heru Susanto, S.Sos, Enjoy jadi Penulis dan Financial Consultant


Heru Susanto dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada 4 April 1965. Pendidikan SD – SMP diselesaikannya di Klaten. Dari Klaten, remaja yang suka dipanggil dengan nama Heru Sableng ini melanjutkan pendidikannya di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bogor dan lulus pada tahun 1983. Saat tinggal di asrama Cikaret, suami dari Fajaria Pakpahan ini lebih senang menyendiri dan membaca Al kitab di kamar. Namun ketika menjelang lulus, Heru mulai memperlihatkan kesablengannya. Di antaranya dengan merancang kompor minyak sistem grafitasi untuk memasak jagung dan singkong hasil "operasi malam" siswa SUPM angkatan 1983 dari kebun di sekitar asrama.

Lulus dari SUPM, Heru "Sableng" Susanto sempat bekerja di BBI Ciganjur, Jakarta bersama teman seangkatannya Engkus Kusman, Budi santoso dan (alm) Wiwit Lestari. Setelah itu mereka berpisah, dan Heru merintis karier sebagai PPL Perikanan (yang belasan tahun tahun tidak pernah naik pangkat dan golongan). Di sela-sela tugasnya sebagai PPL, bapak dari Maria Kristina Susantoputri dan Nataniel Kristian Susantoputra ini mulai menekuni karier sebagai penulis. Awalnya menulis artikel tentang pembenihan lele yang diikutkan dalam lomba penulisan artikel di majalah Trubus. Artikelnya ternyata meraih juara III. Dari sini, bapak yang sekarang hobi membotaki kepalanya ini mulai aktif menulis artikel perikanan, utamanya ikan hias di majalah Trubus.

Dari menulis artikel, pemilik blog di www.herusableng.multiply.com ini lantas melangkah menjadi penulis buku perikanan. Buku Membuat Kolam Ikan merupakan buku pertamanya yang kemudian disusul dengan puluhan buka perikanan lainnya. Kini buku perikanannya sudah lebih dari 20 judul yang diterbitkan oleh PT. Penebar Swadaya dan Kanisius. Selain buku-buku perikanan, lelaki yang kini menjadi Majelis (presbiter) di Geraja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Samaria di Tangerang ini juga menulis buku-buku rohani (kristiani) seperti "Don't Worry Be Happy". Juga buku-buku marketing seperti Ketakutan Hilang Penjualan Terbilang, Menjual Dengan Hati dan Menjual Asuransi Itu Gampang. Dari hasil menulisnya ini, akhirnya terwujud sebuah rumah di Cipondoh dan sebuah Grand Max yang dijadikannya sebagai mobil promosi (buku-bukunya) keliling.

Ketika awal menjadi penulis perikanan, bapak berkepala botak yang tinggal di Cipondoh ini juga bercita-cita menjadi seorang sutradara. Demi cita-citanya ini, Heru sempat kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan Sinematografi, Program Studi Penyutradaraan. Namun kuliah di IKJ ini hanya dilakoni selama sekitar dua tahun dan akhirnya putus di tengah jalan. Putus dari IKJ beberapa tahun kemudian, lantas mencoba kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Manajemen Perekonomian Negara, Program Studi Administrasi Bisnis dan berhasil lulus dengan gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Berdalih ingin mengamalkan ilmunya di Perguruan Tinggi , lelaki yang pernah menjadi konsultan budidaya ikan di Karawang dan menekuni bisnis pelatihan budidaya ikan ini, lantas mencoba merintis karier sampingan sebagai agen asuransi atau yang keren dengan julukan Financial Consultant. Oleh karena itu, jangan kaget bila para alumnus dan angkatan 1983 tiba-tiba ditelpon Heru diajak ngobrol ngalor-ngidul yang ujung-ujungnya lantas ditawari produk asuransi. "Dari 20 orang yang saya telpon setiap hari, setelah diprospek, satu orang di antaranya harus bisa closing," kata pemilik E-mail: hsableng@yahoo.com ini menunjukkan kiatnya sebagai Financial Consultan.

6 komentar:

Zakki Zainun mengatakan...

Aduh abang...kenapa ilustrasi yang pertama gambarnya serem banget...salam kenal ya bang, saya angkatan 88

supmbogor83 mengatakan...

Iya, gambar ilustrasinya hot banget. Seperi wajah mas Heru yang hot habiiiis.

Anonim mengatakan...

Seandainya bapak bernama Budaiu Gyr Zrypoge dan lahir di Kota Tangerang tanggal empat april seribu sembilan ratus enam puluh lima lulusan Master Bussiness dari Australia dan asalnya dari Kota Tangerang cocok apabila menjadi pasangan ibu Siti Nur Azizah.Sayangnya,tidak saling kenal.

Anonim mengatakan...

Seandainya bapak bernama Budaiu Gyr Zrypoge dan lahir di Kota Tangerang tanggal empat april seribu sembilan ratus enam puluh lima lulusan Master Bussiness dari Australia dan asalnya dari Kota Tangerang cocok apabila menjadi pasangan ibu Siti Nur Azizah.Sayangnya,tidak saling kenal.

Anonim mengatakan...

Seandainya bapak bernama Budaiu Gyr Zrypoge dan lahir di Kota Tangerang tanggal empat april seribu sembilan ratus enam puluh lima lulusan Master Bussiness dari Australia dan asalnya dari Kota Tangerang serta menjadi pedagang cocok apabila menjadi pasangan ibu Siti Nur Azizah.Sayangnya,tidak saling kenal.

Anonim mengatakan...

Seandainya bapak bernama Budaiu Gyr Zrypoge dan lahir di Kota Tangerang tanggal empat april seribu sembilan ratus enam puluh lima lulusan Master Bussiness dari Australia dan asalnya dari Kota Tangerang serta menjadi pedagang cocok apabila menjadi pasangan ibu Siti Nur Azizah.Sayangnya,tidak saling kenal.