Sabtu, 08 November 2008

Dr. Ir. H. Mustafa Abubakar, MS : "Jiwa Saya tetap Jiwa Perikanan"


Dr. Ir.H. Mustafa Abubakar, MS merupakan salah satu alumnus SPDMA (Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas) Bogor yang kini menjadi tokoh nasional. Meski sudah menjadi tokoh nasional dengan berbagai jabatan, Mustafa Abubakar yang lulus dari SPDMA tahun 1970 ini tidak bisa melupakan almamaternya. Pasalnya, saat sekolah di SPDMA-inilah lelaki kelahiran Pidie, Aceh 15 Oktober 1949 ini kali pertama mengenal dunia perikanan. Berkat sekolah di perikanan ini jugalah, Mustafa mengaku bisa dan pernah menjabat berbagai jabatan strategis dan prestisius. "Meski saya sudah pernah memangku berbagai jabatan di luar bidang perikanan, jiwa saya tetap jiwa perikanan," katanya berterus-terang.

Pengakuan blak-blakan itu disampaikan oleh Mustafa saat menghadiri acara Dies Natalis Setengah Abad SPB dan Reuni Alumni yang dilaksanakan di Cikaret, Bogor, Sabtu (25/10). Menurut suami dari Darliza Mustafa ini, selain kali pertama mengenal dunia perikanan, saat bersekolah di SPDMA dirinya juga mengaku digembleng tentang disiplin, organisasi, kepemimpinan, manajemen, berpidato dan yang lainnya. Saat tinggal di asrama, dirinya juga belajar tentang sosial, yakni pentingnya sikap kebersamaan yang dilandasi rasa kekeluargaan dan keakraban. "Banyak hal yang saya dapatkan saat saya sekolah di SPDMA," ujarnya.

Biografi
Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber terpercaya, Mustafa Abubakar saat sekolah di SPDMA memang tergolong pintar dan cerdas. Oleh karena itu, tak heran bila di antara 13 orang lulusan SPDMA tahun 1970, lelaki yang kini dipercaya sebagai Pembina IA-SPB ini meraih peringkat pertama.

Tamat dari SPDMA, Mustafa melanjutkan pendidikannya di IPB (Institut Peranian Bogor). Saat menjadi mahasiswa IPB ini, ayah dari dari Reza Mustafa, Dewi Suryani dan Irfan Adiputra ini pada tahun 1975 meraih penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional. Selain itu pada tahun 1975 – 1976, Mustafa juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Akhirnya, mahasiwa berotak encer ini meraih gelar S1-nya dari IPB pada tahun 1977. Sedangkan gelar S2-nya juga diraih di IPB pada tahun 2002 dan gelar S-3 juga diraih di IPB pada tahun 2004.

Setelah meraih gelar S1-nya dari IPB, mantan Ketua IA-SPB ini merintis karier sebagai Konsultan Bank Dunia pada Bank Rakyat Indonesia (1979 – 1985) dan kemudian menjadi Konsultan Bank Dunia pada Bank Indonesia (1986 – 1989). Berkat jabatan bergengsinya ini, Mustafa akhirnya terpilih menjadi Ketua Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) selama dua periode (1993-1996 dan 1996-2000). Selain itu, pada tahun 1996 – 1999 Pembina IA-SPB ini juga menjabat sebagai Ketua Kompartemen Kadin Jasa Konsultansi Indonesia.

Dalam bidang sosial, Mustafa termasuk figur yang ramah, bisa bersosialiasi dengan siapapun, dan cepat mengambil keputusan apapun. Ini terbukti selama 10 tahun (2 Periode) memimpin paguyuban masyarakat Aceh Se-Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi).

Memasuki masa reformasi, Mustafa Abubakar dipercaya menjabat sebagai Irjen Departemen Kelautan dan Perikanan sepanjang tahun 1999 – 2006. Berikutnya, mantan Ketua Masyarakat Perikanan Indonesia ini pada Desember 2005 dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Plt Gubernur Nanggro Aceh Darussalam (NAD) sampai Februari 2007. Salah satu keberhasilan bersejarah Mustafa saat menjadi Plt. Gubernur NAD ini adalah terselenggaranya Pilkada Gubernur Provinsi NAD yang pertama di Indonesia dengan calon Independent 2007
Sukses menjabat sebagai Plt. Gubernur NAD, Mustafa kembali dipercaya pemerintah untuk menjadi Direktur Utama Perusahaan Umum (PERUM) Badan Urusan Logistik (BULOG) Republik Indonesia sejak 21 Maret 2007 hingga saat ini. (Agus Rochdianto, Alumnus SUPM 1983)

Tidak ada komentar: