Ikan patin
(Pangasius sp) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang belakangan makin
populer dan digemari masyarakat.
Makin digemarinya ikan patin sebagai
lauk pilihan masyarakat merupakan peluang pasar potensial yang patut dilirik.
Namun sayang sekali, peluang pasar tersebut belum bisa dimanfaatkan secara
optimal oleh masyarakat dan pembudidaya ikan di Tabanan karena adanya berbagai
kendala.
maka keluhan sering terjadinya kematian
benih patin pada masa awal pemeliharaan sebelum berumur 30 hari tidak terjadi
lagi. Semoga informasi ini, dapat membantu masyarakat dan
pembudidaya ikan ( khususnya para pemula) untuk memperbaiki cara pemeliharaan patin.
Kontruksi
Kolam
Pembesaran patin bisa dilakukan di kolam tanah atau bak tembok. Luas
kolam disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Idealnya luas kolam minimal 300
M2. Konstruksi dasar kolam dibuat melandai ke arah pintu pembuangan air
sehingga saat panen kolam bisa dikeringkan.Pada setiap petak kolam sebaiknya
dilengkapi dengan pipa pembuangan air yang dipasang dengan system monik
(membentuk huruf “L”) sehingga ketinggian airnya bisa diatur.
Persiapan
Pemeliharaan
Keringkan kolam/bak. Untuk kolam tanah,
jika dasarnya berlumpur cukup setebal 2 cm saja. Sebelum lumpur kolam kering
perlu ditaburi kapur tohor 50 – 100 gram/M2. Untuk bak tembok, kapur tohor bisa
dilaburkan ke dinding bak.
Berikan pupuk kandang bersamaan penggenangan
kolam. Sebaiknya yang diberikan bentuk larutannya tidak bersama ampasnya.
Kebutuhan pupuk 250 – 500 gram/M2 dan
genangan air cukup sedalam 30 cm
Setelah warna air berubah hijau kecoklatan
atau mulai terlihat jentik-jentik nyamuk, dan serangga air bermunculan, kolam
siap di tebari benih.
Penebaran
Benih
Pilih benih patin yang sehat (gerakannya
lincah) dan ukurannya seragam. Sebaiknya
dipilih benih berukran 5 – 8 Cm ( minimal 2 inc). Padat tebar benih 5 -10
ekor/m2. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Cara penebaran benih sebaiknya melalui aklimatisasi agar benih tidak
stress. Caranya, masukkan air kolam ke dalam ke wadah pengangkut benih (kantong
plastik atau ember) sedikit demi sedikit sampai penuh. Tenggelamkan wadah
dengan posisi mendatar, biarkan sebagian wadah berisi udara dan tetap di atas
permukaan air.
Biarkan benih keluar dengan sendirinya.
Jangan dituangkan atau di taburkan langsung ke kolam untuk menghindari stress.
Pangaturan
Air
Sampai umur 3 minggu, setiap hari ketinggian
air kolam cukup ditambah 5 cm setiap pagi. Tanpa melepas pipa-pipa pembuang
air, selanjutnya setiap pagi saja memasukkan air selama 1 jam. Ketika air
dimasukkan ke kolam maka otomatis air lapisan dasar (yang kotor ) akan
terbuang.
Jika tidak memiliki sumbar air tetap, pemasukan/pengeluaran air kolam
dapat dilakukan setiap tiga hari sekali. Cukup kira-kira 20 persen atau
seperlimanya saja. Selama masa pemeliharaan, ketinggian air kolam dipertahankan
pada kisaran 80 – 150 Cm
Pemberian
Pakan
Pakan yang diberikan untuk patin dapat
berupa pakan buatan pabrik berbentuk butiran atau pellet (batangan), ikan rucah
atau pakan buatan sendiri berbentuk pasta. Pakan berbentuk pasta padat dapat
dibuat sendiri, dengan campuran tepung ikan, dedak halus dan kanji dengan
perbandingan 5 : 4 : 1 bagian. Semua bahan dicampur dalam keadaan kering,
kemudian dikukus. Setelah dikukus, campuran pakan tersebut dibentuk menjadi
bulatan-bulatan bola. Jika sudah dingin siap diberikan.
Setiap hari, pakan diberikan dengan dosis 3
persen dari bobot total ikan yang dipelihara. Frekuensi pemberian pakan 2 – 3
kali dalam sehari, yakni pada waktu pagi, siang dan sore hari.
Panen
Dalam
jangka waktu pemeliharaan sekitar enam bulan, ikan patin sudah bisa dipanen.
Ukuran ikan yang dipanen berkisar 500 – 600 gram/ekor.
Berdasarkan hasil kajiterap yang dilakukan
di BBI Bolangan, Tabanan, Bali, kelangsungan hidup ikan patin yang dipelihara di kolam ini
berkisar 70 – 80 persen. Konversi pakan berkisar 1,4 – 1,5. Artinya, untuk menghasilkan
1 Kg ikan, diperlukan pakan sekitar 1,4 – 1,5 Kg.
1 komentar:
Transportasi Ikan Hidup Jarak Jauh
Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni sistem basah dan sistem kering.
Baca Juga : " Budidaya Ikan Patin Di Kolam Terpal, Tembok, Tanah, Dan Juga Keramba "
Pada transportasi sistem basah, media dituntut sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air dan oksigen. Sedangkan transportasi sistem kering merupakan transportasi yang tidak menggunakan air sebagai media transportasi, namun demikian bisa membuat Iingkungan atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem basah terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup (Hermawan et al. 2014).
Teknologi transportasi ikan hidup yang sesuai dengan tuntutan komoditi dan kondisi sangat diperlukan. Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering (Pade et al. 2016).
Baca Juga : " Ternak lele di kolam tembok "
Pada transportasi ikan hidup sistem kering perlu dilakukan proses penanganan atau pemingsanan terlebih dahulu. Kondisi ikan yang tenang akan mengurangi stress, mengurangi kecepatan
Posting Komentar