Senin, 15 April 2019

Budidaya Ikan Patin di Kolam Tanah

 
Benih patin siap ditebar dan dipelihara di kolam tanah
 
Ikan patin (Pangasius sp) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang belakangan makin populer dan digemari masyarakat.

Kondisi tersebut dapat dilihat dari makin banyaknya bermunculan restoran / warung makan yang menyediakan menu ikan patin.   
 
Makin digemarinya ikan patin sebagai lauk pilihan masyarakat merupakan peluang pasar potensial yang patut dilirik. Namun sayang sekali, peluang pasar tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dan pembudidaya ikan di Tabanan karena adanya berbagai kendala.

Salah satu kendalanya adalah belum dikuasanya teknik budidaya ikan patin. Terkait hal itu, maka agar bisa berhasil, teknik budi daya yang baik dan benar memang harus diterapkan. Dengan cara ini,
maka keluhan sering terjadinya kematian benih patin pada masa awal pemeliharaan sebelum berumur 30 hari tidak terjadi lagi. Semoga informasi ini, dapat membantu masyarakat dan pembudidaya ikan ( khususnya para pemula) untuk memperbaiki cara pemeliharaan patin.

Kontruksi Kolam
Pembesaran patin bisa dilakukan di kolam tanah atau bak tembok. Luas kolam disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Idealnya luas kolam minimal 300 M2. Konstruksi dasar kolam dibuat melandai ke arah pintu pembuangan air sehingga saat panen kolam bisa dikeringkan.Pada setiap petak kolam sebaiknya dilengkapi dengan pipa pembuangan air yang dipasang dengan system monik (membentuk huruf “L”) sehingga ketinggian airnya bisa diatur.              

Persiapan Pemeliharaan
Keringkan kolam/bak. Untuk kolam tanah, jika dasarnya berlumpur cukup setebal 2 cm saja. Sebelum lumpur kolam kering perlu ditaburi kapur tohor 50 – 100 gram/M2. Untuk bak tembok, kapur tohor bisa dilaburkan ke dinding bak.


Berikan pupuk kandang bersamaan penggenangan kolam. Sebaiknya yang diberikan bentuk larutannya tidak bersama ampasnya. Kebutuhan pupuk 250 – 500 gram/M2  dan genangan air cukup sedalam 30 cm
 
Setelah warna air berubah hijau kecoklatan atau mulai terlihat jentik-jentik nyamuk, dan serangga air bermunculan, kolam siap di tebari benih.

Penebaran Benih
Pilih benih patin yang sehat (gerakannya lincah) dan ukurannya seragam.        Sebaiknya dipilih benih berukran 5 – 8 Cm ( minimal 2 inc). Padat tebar benih 5 -10 ekor/m2. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari.
           
Cara penebaran benih sebaiknya melalui aklimatisasi agar benih tidak stress. Caranya, masukkan air kolam ke dalam ke wadah pengangkut benih (kantong plastik atau ember) sedikit demi sedikit sampai penuh. Tenggelamkan wadah dengan posisi mendatar, biarkan sebagian wadah berisi udara dan tetap di atas permukaan air.
 
Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Jangan dituangkan atau di taburkan langsung ke kolam untuk menghindari stress.

Pangaturan Air
Sampai umur 3 minggu, setiap hari ketinggian air kolam cukup ditambah 5 cm setiap pagi. Tanpa melepas pipa-pipa pembuang air, selanjutnya setiap pagi saja memasukkan air selama 1 jam. Ketika air dimasukkan ke kolam maka otomatis air lapisan dasar (yang kotor ) akan terbuang. 

Jika tidak memiliki sumbar air tetap, pemasukan/pengeluaran air kolam dapat dilakukan setiap tiga hari sekali. Cukup kira-kira 20 persen atau seperlimanya saja. Selama masa pemeliharaan, ketinggian air kolam dipertahankan pada kisaran 80 – 150 Cm

Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan untuk patin dapat berupa pakan buatan pabrik berbentuk butiran atau pellet (batangan), ikan rucah atau pakan buatan sendiri berbentuk pasta. Pakan berbentuk pasta padat dapat dibuat sendiri, dengan campuran tepung ikan, dedak halus dan kanji dengan perbandingan 5 : 4 : 1 bagian. Semua bahan dicampur dalam keadaan kering, kemudian dikukus. Setelah dikukus, campuran pakan tersebut dibentuk menjadi bulatan-bulatan bola. Jika sudah dingin siap diberikan.

Setiap hari, pakan diberikan dengan dosis 3 persen dari bobot total ikan yang dipelihara. Frekuensi pemberian pakan 2 – 3 kali dalam sehari, yakni pada waktu pagi, siang dan sore hari.

Panen  
Dalam jangka waktu pemeliharaan sekitar enam bulan, ikan patin sudah bisa dipanen. Ukuran ikan yang dipanen berkisar 500 – 600 gram/ekor. 

Berdasarkan hasil kajiterap yang dilakukan di BBI Bolangan, Tabanan, Bali, kelangsungan hidup ikan patin yang dipelihara di kolam ini berkisar 70 – 80 persen. Konversi pakan berkisar 1,4 – 1,5. Artinya, untuk menghasilkan 1 Kg ikan, diperlukan pakan sekitar 1,4 – 1,5 Kg. 

Cara panen ikan patin cukup mudah. Keringkan air kolam sampai tertinggal  kira-kira 5 cm. Patin ditangkap menggunakan seser (sau). Hasil tangkapan ditampung dalam sebuah hapa, kemudian dibilas dengan air untuk membersihkan lumpur. Ikan yang sudah bersih, kemudian ditampung dalam wadah pengangkut siap untuk dijual. (Agus Rochdianto )



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Transportasi Ikan Hidup Jarak Jauh
Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni sistem basah dan sistem kering.

Baca Juga : " Budidaya Ikan Patin Di Kolam Terpal, Tembok, Tanah, Dan Juga Keramba "

Pada transportasi sistem basah, media dituntut sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air dan oksigen. Sedangkan transportasi sistem kering merupakan transportasi yang tidak menggunakan air sebagai media transportasi, namun demikian bisa membuat Iingkungan atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem basah terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup (Hermawan et al. 2014).

Teknologi transportasi ikan hidup yang sesuai dengan tuntutan komoditi dan kondisi sangat diperlukan. Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering (Pade et al. 2016).

Baca Juga : " Ternak lele di kolam tembok "

Pada transportasi ikan hidup sistem kering perlu dilakukan proses penanganan atau pemingsanan terlebih dahulu. Kondisi ikan yang tenang akan mengurangi stress, mengurangi kecepatan