Nila Kekar hasil budidaya di wadah Jakapung, di Waduk Karangkates, Malang (Foto: Bambang Sugianto) |
Nama Kekar dipakai untuk menyebut strain nila unggul ini karena bentuk tubuh
jenis nila yang satu ini memang terlihat kekar (tebal). Melihat sepintas sosok tubuhnya, selain
berdaging tebal bentuk tubuh ikan Nila Kekar tidak memanjang seperti jenis nila
lainnya, tapi cenderung melebar dengan
bentuk kepala yang kecil. Dilihat dari
samping ikan nila ini memiliki punggung yang tinggi seolah berpunuk.
Ada juga yang menyebut nama Kekar merupakan singkatan dari Keluaran Kartoyo.
Nama Kartoyo menjadi embel-embel di belakang Nila ini karena Kartoyo merupakan pemulia dari ikan
Nila tersebut. Selain dikenal sebagai pemerhati dan pemulia ikan nila, Kartoyo
yang alumni Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas (SPDMA) Bogor tahun 1970 ini
sebelumnya adalah pimpinan dari sebuah Balai Benih Ikan (BBI) Sentral Umbulan, Pasuruan yang belakangan berganti
nama menjadi Pusat Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Umbulan, Pasuruan.
“Dulu nama Kekar memang singkatan dari Keluaran Kartoyo. Saat ini singkatan
dari Keluarga Kartoyo karena pemuliaan nila jenis ini sudah ditangani anak dan
keluarga. Saya hanya melakukan pengawalan saja agar upaya pemuliaan tetap pada
jalur semestinya sesuai dengan kaidah
ilmu pengetahuan,” ujar Kartoyo yang sudah pensiun sebagai PNS pada tahun 2004
ini saat dihubungi melalui HP.
Kartoyo, pemulia ikan Nila Kekar |
Hasil seleksi Individu
Menurut Kartoyo, pemuliaan ikan Nila
Kekar sudah dimulai sejak lama saat dirinya bekerja di BBI Umbulan dan
dirilis pada tahun 2007 saat dirinya bergabung dengan CP Prima dengan nama ikan
nila Kekar 07. Nila Kekar 07 ini merupakan hasil seleksi persilangan dari ikan nila JICA,
Merah Singapura dan Merah Citralada dari BBI Cangkringan (Yogyakarta), Ikan Nila Wanayasa dari BBI Wanayasa
(Purwakarta, Jawa Barat) dan Ikan Nila lokal yang diperoleh dari tambak di Sidoarjo.
Berikutnya tahun 2010 dikeluarkan Nila Kekar 010 yang merupakan persilangan dari nila Kekar
07, Nila Lokal (liar) dari waduk Karangkates (Malang), Nila Gesit F1 (Keturunan pertama) dari PBIAT
Umbulan, Nila Lokal dari tambak di Situbondo dan Nila Kekar 07 F1. Pada tahun
2012 kembali dikeluarkan Nila Kekar 012 yang merupakan hasil persilangan
individu dari ikan nila Kekar 010 Grade 1 dan Grade 2 dari hasil budidaya di
KJA Waduk Grati (Pasuruan), Nila BEST dari BBI Klemunan (Blitar) dan Nila
Genomart dari Kolam Mentaris.
Kemudian pada tahun 2015, Kartoyo kembali mengeluarkan Nila Kekar 015 yang
merupakan hasil persilangan individu dari Nila Kekar 010 dari KJA Grati, Kekar
010 dari Perkolaman stasiun Kekar dan Nila dari BBI Penataan (Pasuruan), Nila
Gesit jantan dari BBI Puri (Mojokerto) dan Nila Sultana Betina dari BBI
Klemunan (Blitar) . “Saat ini yang banyak berkembang di masyarakat adalah Nila
Kekar 015 yang merupakan hasil pemuliaan dan seleksi yang kami lakukan selama
bertahun-tahun,” jelas Kartoyo, lelaki kelahiran Bojonegoro yang tinggal di Lamongan ini
Keunggulan Nila Kekar
Lantas apa keunggulan dari Nila Kekar ? Menurut Kartoyo Nila Kekar memiliki
sejumlah keunggulan. Di antaranya bisa
dipelihara di kolam air tawar dan tambak air payau yang bersalinitas 15 – 20 promil. Nila Kekar juga memiliki pertumbuhan yang
pesat. Benih nila kekar yang berukuran
1-2 Cm (berat sekitar 0,1 gram) dipelihara di tambak selama 3-4 bulan sudah
bisa dipanen dengan berat rata-rata 200 gram/ekor dengan nilai konversi pakan
(FCR) 1,0- 1,3.
Nila Kekar betina |
Keunggulan lainnya, ikan Nila Kekar sampai umur 6-7 bulan tidak berkembang biak (belum matang gonad) sehingga
bisa dipelihara di wadah budidaya dalam kurun waktu tersebut untuk mencapai
pertumbuhan tubuh maksimal hingga pada
kisaran 500 – 1000 gram per ekor. Ukuran yang ideal untuk dijadikan dan dijual
dalam bentuk fillet untuk pasaran luar negeri atau restoran-restoran mewah dan
hotel berbintang.
Menurut Kartoyo, berdasarkan hasil uji coba budidaya Nila Kekar 010 di Jakapung Danau Toba selama sekitar 12 bulan bisa mencapai bobot 1 Kg/ekor. "Saat ini galur murni Kekar 010 sudah tidak ada. Sudah diformulakan di Kekar 015. Nila Kekar 015 pada umur 7 bulan beratnya rata-rata 500 gram/ekor," katanya.
Nila Kekar 010 hasil budidaya di Jakapung Danau Toba (Foto: Dwi Ahmad Aris) |
Disebutkan benih sebar Nila Kekar 015 yang dibudidayakan dalam kurun waktu 3-4 bulan, 85 persen hasilnya mencapai berat rata-rata 200 gram dan 15 persennya lagi hingga 7 bulan dapat menghasilkan bobot rata-rata 500 gram/ekor.
"Saat ini benih sebar sudah full booking sejak dua tahun yang lalu. Kalau pesanan benih calon induk kelas induk pokok masih bisa dilayani," katanya.
Bagi yang berminat mengembangkan Nila Kekar dan konsultasi terkait harga
benih dan calon induknya, silakan kontak langsung pemulia dan penghulunya, Bapak Kartoyo di WA 081330770560. (Agus Rochdianto)